Sekarang gue mau posting hal yang berkaitan erat sama kota Palembang (dan berhubung gue juga tinggal di Palembang). Sebenernya sih gue juga kurang minat posting yang beginian, tapi ya gimana yaaa.. bule aja*yee, bule lagi, bule lagi*cinta banget ama Palembang, masa gue yang asli orang sana malah ga bangga sama sekali.
Okeh, daripada banyak bacot mending kita mulai cerita-cerita singkat mengenai Pulau Kemaro ini. Cekidot!
Pulau Kemaro |
Pulau ini terletak di delta Sungai Musi. Buat nyampe kesana kita butuh waktu sekitar 15 menit dengan naek Speed-boat ato "Ketek". Ketek disini artinya bukan Ketiak ataupun bahasa jawanya monyet, tapi perahu kayu yang keliatan etniknya trus kalo dijalanin mesinnya bakal bunyi "ketek..ketek..ketek.." yah kurang lebih gitu deh. Kalo mau kesana musti lewat jembatan Ampera dulu, nyebrang ke arah hulu dengan jarak sekitar..ngg, 5 kilometer *mungkin, ga ngukur soalnya* Mengenai namanya kenapa disebut "Pulau Kemaro" sebab berasal dari kata Kemarau. Karena masyarakat setempat bilang kalo pulau itu ga pernah tergenang air pasang, meski volume sungai Musi naek drastis.
Konon katanya, terbentuknya Pulau Kemaro ini dilatarbelakangi oleh sebuah legenda cinta*ceilah*yang sering diperbincangkan oleh kebanyakan orang. Ini dia ceritanya...
"Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pangeran dari Kerajaan Cina yang kaya raya bernama Tan Bun Ann. Di saat ia berkunjung ke Palembang, ia berjumpa dengan Siti Fatimah, putri dari Kerajaan Palembang. Makin lama, timbul benih-benih cinta di antara dua sejoli tesebut. Lantas, Tan Bun Ann berniat hendak melamar Siti Fatimah. Kerajaan Palembang meminta persyaratan kepada Tan Bun Ann, yaitu harus mempersembahkan 9 guci emas kepada pihak Kerajaan Palembang. Tan Bun Ann menyetujuinya, cepat-cepat ia menghubungi keluarganya di Cina agar segera mengirimkan 9 guci emas kepada kerajaan Palembang. Agar dapat menghindari dari bajak laut dan perompak, Kerajaan Cina sengaja menaruh emas-emas tersebut di dalam guci yang berisi asinan dan sayur-mayur tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann.
Setelah guci-guci tersebut sampai ke Kerajaan Palembang, betapa terkejutnya Tan Bun Ann ketika melihat guci tersebut hanya berisi sayuran. Dengan rasa malu bercampur amarah, Tan Bun Ann menendang guci-guci itu ke sungai tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Namun satu guci diantaranya terhempas ke dinding hingga terlihatlah kilauan-kilauan emas di antara asinan yang sudah tumpah itu. Tan Bun Annmakin terkejut dan menyesal. Lantas Pangeran Cina itu memutuskan untuk terjun ke sungai. Siti Fatimah tak tinggal diam, ia juga memutuskan untuk ikut menjatuhkan dirinya ke sungai tersebut. Sebelum Siti Fatimah terjun ia memberi pesan "Jika aku sudah terjun ke dalam sungai ini, lalu muncul gundukan tanah dari dasar maka itulah kuburanku". Ternyata benar, usai Siti Fatimah menjatuhkan dirinya ke dalam sungai Musi, tiba-tiba munculnya gundukan tanah yang cukup luas sehingga menyerupai pulau. Dan pulau itulah yang kita kenal sekarang sebagai Pulau Kemaro"
Okeh selesai buat "mendongeng"nya. Balik ke realita. nah, kalo kita udah nyampe ke Pulau Kemaro, kita pasti bakal ketemu jembatan kayak gini =======>
Pulau yang mungkin luasnya sekitar 5 hektar ini banyak dikunjungi oleh turis, terutama para umat Konghucu atau Buddha buat ngerayain Hari Besar Cap Go Meh. Eitt, jangan salah! Para pengunjungnya buka cuma dari Palembang atau Sumsel doang. Tapi ada juga yang dari luar kota bahkan luar negeri kayak Singapura sama Hongkong. Wah, tersohor banget deh pastinya.
Next, kita masuk ke dalem Pulaunya. Ga serem sih, malah keliatannya terawat banget. Tapi yang paling rese disitu banyak anjingnya-_-
Di dalem kita bisa liat Pagoda yang bisa dibilang tinggi banget.
Coraknya Buddha banget. Serasa kayak lagi jalan-jalan ke Cina kalo kita udah masuk ke dalam pulau ini. However, kami ga boleh masuk ke dalem Pagoda. Bukan dilarang sih, tapi gerbangnya digembok. Ya kata lainnya, emang ga boleh masuk juga. Auk ah..!
eh, ngomong-ngomong masalah Pagoda, jadi inget Sun Go kong-.-
Lanjutttt... udah selesai poto-poto di depan Pagoda, kita jalan lagi. Pohon Cintaaaa (Tree Love). Iya, di samping agak belakangnya Pagoda ada pohon yang orang-orang biasa bilang itu Pohon Cinta. Mau tau bentuknya? Mau tau?? Mau tau??
Begitulah bentuk pohonnya. Memang, banyak cabang-cabang disitu. Sebenernya Pohon Cinta tersebut berasal dari gabungan dua pohon yang saling bertangkupan/menyatu. Maka dari itu, pohon ini disebut Pohon Cinta karena mendeskripsikan dua insan yang saling mencintai dan dalam satu hati. Eyaa.. bahasa gue dalem amat dah.
Di Pohon ini banyak banget ukiran atau tulisan nama-nama sepasang kekasih. Mereka percaya kalo nama mereka ditulis disitu hubungan mereka bakal langgeng alias tahan lama. Dan hal penting lainnya, kita dilarang ngomong sembarangan di pulau ini. Entah apa alasannya, tapi banyak yang bilang kita ga bakal bisa pulang kalo kita asal bicara aja di dalem pulau ini. Mungkin ini karena tempat sakal jadi ga boleh asbun aja.
Temen-temen gue sama gue juga-_- |
Beikutnya, gue ga sengaja nemu patung Buddha yang coraknya emas. Sampe silau mata gue ngeliatnya ckckck
Dan kami semua pun capeekkk.. terakhir kami maen-maen di belakang pulau. Lumayan, rada mirip tepi pantai.. poto-poto deh ^^
No comments:
Post a Comment